DAFTAR ISI
Kata
Pengantar………………………...…………………………………………………………..ii
BAB I
HIV/AIDS
A. Pengertian HIV/ AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah Virus yang menyerang sistim kekebalan
tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya AIDS.
Virus HIV ditemukan dalam cairan
tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu.
HIV merupakan retrovirus yang
menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia, terutama CD4 positive T-sel
dan macrophages (komponen-komponen utama sistem kekebalan sel) dan
menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang
terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan
tubuh.
CD 4 adalah sebuah marker atau
penanda yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel
limfosit. CD4 pada orang dengan sistem kekebalan yang menurun menjadi sangat penting, karena berkurangnya nilai
CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel
darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke tubuh manusia. Pada
orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4
berkisar antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan yang
terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD 4 semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa
kasus bisa sampai nol).
Sel yang mempunyai marker CD4 di
permukaannya berfungsi untuk melawan berbagai macam infeksi. Di sekitar
kita banyak sekali infeksi yang beredar, entah itu berada dalam udara, makanan ataupun
minuman. Namun kita tidak setiap saat menjadi sakit, karena CD4 masih bisa
berfungsi dengan baik untuk melawan infeksi ini. Jika CD4 berkurang, mikroorganisme yang
patogen di sekitar kita tadi akan dengan mudah masuk ke tubuh kita dan menimbulkan penyakit pada tubuh manusia.
Sistem kekebalan dianggap defisien
ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dalam memerangi infeksi
dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien
(Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang
yang tidak mengalami defisiensi kekebalan.
Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena
infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh
yang melemah.
AIDS merupakan penyakit yang paling
ditakuti pada saat ini. HIV merupakan virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan
tubuh (sistem imun), sehingga orang-orang yang menderita
penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit
menjadi berkurang. Seseorang yang positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS.
Banyak kasus di mana seseorang positif mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit
dalam jangka waktu yang lama. Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun.
Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak
berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh, sehingga tubuh rentan terhadap penyakit
lain yang mematikan. AIDS disebabkan
oleh Virus (Jasad Sub Renik) yang disebut dengan HIV. sedangkan HIV
(Human Immunodeficiency
Virus) itu sendiri adalah
Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya AIDS.
Istilah AIDS dipergunakan untuk
tahap- tahap infeksi HIV yang paling lanjut. Sebagian besar orang yang terkena
HIV, bila tidak mendapat pengobatan, akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam
waktu 8-10 tahun. AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi
tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai berikut:
a) Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan
tidak dikategorikan sebagai AIDS.
b) Tahap II (meliputi manifestasi
mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tidak
sembuh- sembuh)
c) Tahap III (meliputi diare kronis
yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi
bakteri yang parah, dan TBC paru-paru
d) Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis
pada saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan
(trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru
dan Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
B.
Secara
Etiologi
HIV ialah retrovirus yang di sebut
lymphadenopathy Associated virus (LAV) atau human T-cell leukemia virus 111 (HTLV-111) yang juga di sebut human T-cell lymphotrophic virus (retrovirus) LAV
di temukan oleh montagnier dkk. Pada tahun 1983 di prancis, sedangkan HTLV-111 di
temukan oleh Gallo di amerika serikat pada tahun berikutnya. Virus yang sama ini
ternyata banyak di temukan di afrika tengah. Sebuah penelitian pada 200 monyet hijau
afrika,70% dalam darahnya mengandung virus tersebut tampa menimbulkan penyakit. Nama lain virus tersebut ialah
HIV.
HIV
TERDIRI
ATAS hiv-1 DAN hiv-2 terbanyak karena HIV-1 terdiri atas dua untaian RNA dalam inti protein yang di lindungi envelop
lipid asal sel hospes. Virus AIDS bersifat limpotropik khas dan
mempunyai kemampuan untuk merusak sel darah putih spesifik yang di sebut
limposit T-helper atau limposit pembawa factor T4 (CD4). Virus ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah limposit
T-helper secara progresif dan menimbulkan imunodefisiensi serta
untuk selanjut terjadi infeksi sekunder atau oportunistik oleh kuman,jamur, virus
dan parasit serta neoplasma.
Sekali virus AIDS menginfeksi
seseorang, maka virus tersebut akan berada dalam tubuh korban untuk seumur hidup.
Badan penderita akan mengadakan reaksi terhapat invasi virus AIDS dengan jalan
membentuk antibodi spesifik, yaitu antibodi HIV, yang agaknya tidak dapat menetralisasi virus tersebut dengan
cara-cara yang biasa sehingga penderita tetap akan merupakan
individu yang infektif dan merupakan bahaya yang dapat menularkan virusnya pada orang lain di sekelilingnya.
Kebanyakan orang yang terinfeksi oleh virus AIDS hanya sedikit yang
menderita sakit atau sama sekali tidak sakit, akan tetapi pada beberapa orang
perjalanan sakit dapat berlangsung dan berkembang menjadi AIDS yang full-blown.
C.
Siklus Hidup HIV
Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV
memiliki waktu hidup sangat pendek; hal ini berarti HIV secara terus-menerus
menggunakan sel pejamu baru untuk mereplikasi diri. Sebanyak 10 milyar virus dihasilkan setiap
harinya. Serangan pertama HIV akan tertangkap oleh sel dendrite pada
membrane mukosa dan kulit pada 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi
tersebut akan membuat jalur ke nodus limfa dan kadang-kadang ke pembuluh darah
perifer selama 5 hari setelah papran, dimana replikasi virus menjadi semakin cepat.
Siklus hidup HIV dapat dibagi
menjadi 5 fase, yaitu :
· Masuk dan mengikat
· Reverse transkripstase
· Replikasi
· Budding
· Maturasi
D. Tipe HIV
Ada 2 tipe HIV yang menyebabkan AIDS: HIV-1 dan HIV-2.
HIV-1 bermutasi lebih cepat karena
reflikasi lebih cepat. Berbagai macam subtype dari HIV-1 telah d temukan
dalam daerah geografis yang spesifik dan kelompok spesifik resiko tinggi. Individu dapat terinfeksi oleh
subtipe yang berbeda. Berikut adalah subtipe HIV-1 dan distribusi
geografisnya:
Sub tipe A: Afrika tengah
Sub tipe B: Amerika selatan,brasil,rusia,Thailand
Sub tipe C: Brasil,india,afrika selatan
Sub tipe D: Afrika tengah
Sub tipe E:Thailand,afrika tengah
Sub tipe F: Brasil,Rumania,Zaire
Sub tipe G: Zaire,gabon,Thailand
Sub tipe H: Zaire,gabon
Sub tipe O: Kamerun,gabon
Sub tipe C sekarang ini terhitung lebih dari separuh dari
semua infeksi HIV baru di
seluruh dunia.
E. Patofisiologi
Virus HIV/AIDS
1.
Mekanisme system imun yang normal
Sistem imun melindungi tubuh dengan
cara mengenali bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh, dan bereaksi
terhadapnya. Ketika system imun melemah atau rusak oleh virus seperti virus HIV,
tubuh akan lebih mudah terkena infeksi oportunistik. System imun terdiri atas organ dan
jaringan limfoid, termasuk di dalamnya sumsum tulang, thymus, nodus limfa, limfa,
tonsil, adenoid, appendix, darah, dan limfa.
o Sel B
Fungsi utama sel B adalah sebagai
imunitas antobodi humoral. Masing-masing sel B mampu mengenali antigen spesifik dan
mempunyai kemampuan untuk mensekresi antibodi spesifik. Antibody bekerja dengan cara
membungkus antigen, membuat antigen lebih mudah untuk difagositosis
(proses penelanan dan pencernaan antigen oleh leukosit dan makrofag. Atau dengan membungkus
antigen dan memicu system komplemen (yang berhubungan dengan respon
inflamasi).
o Limfosit T
Limfosit T atau sel T mempunyai 2
fungsi utama yaitu :
a. Regulasi sitem imun
b. Membunuh sel yang menghasilkan antigen target khusus.
Masing-masing sel T mempunyai marker permukaan seperti CD4+,
CD8+, dan CD3+,
yang
membedakannya dengan sel lain. Sel CD4+ adalah sel yang membantu mengaktivasi sel B, killer sel dan makrofag saat
terdapat antigen target khusus. Sel CD8+ membunuh sel yang
terinfeksi oleh virus atau bakteri seperti sel kanker.
o Fagosit
o Komplemen
2.
Penjelasan dan komponen utama dari siklus hidup virus HIV
Secara structural morfologinya,
bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder yang dikelilingi pembungkus lemak yang
melingkar-melebar. Pada pusat lingkaran terdapat untaian RNA. HIV mempunyai 3 gen
yang merupakan komponen funsional dan structural. Tiga gen tersebut yaitu gag, pol,
dan env. Gag berarti group antigen, pol
mewakili polymerase, dan env adalah kepanjangan dari envelope
(Hoffmann, Rockhstroh, Kamps,2006). Gen gag mengode protein inti. Gen pol
mengode enzim reverse transcriptase, protease, integrase. Gen env mengode komponen structural HIV yang dikenal dengan glikoprotein. Gen
lain yang ada dan juga penting dalam replikasi virus, yaitu : rev, nef,
vif, vpu, dan vpr.
Siklus Hidup HIV
Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV
memiliki waktu hidup sangat pendek; hal ini berarti HIV secara terus-menerus
menggunakan sel pejamu beru untuk mereplikasi diri. Sebanyak 10 milyar virus dihasilkan
setiap harinya. Serangan pertama HIV akan tertangkap oleh sel dendrite pada membrane
mukosa dan kulit pada 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi
tersebut akan membuat jalur ke nodus limfa dan kadang-kadang ke pembuluh darah
perifer selama 5 hari setelah papran, dimana replikasi virus menjadi semakin cepat.
Siklus hidup HIV dapat dibagi menjadi 5 fase, yaitu :
·
Masuk dan mengikat
·
Reverse transkripstase
·
Replikasi
·
Budding
·
Maturasi
3.
Tipe dan sub-tipe dari virus HIV.
Ada 2 tipe HIV yang menyebabkan
AIDS: HIV-1 yang HIV-2. HIV-1 bermutasi lebih cepat karena reflikasi lebih
cepat. Berbagai macam subtype dari HIV-1 telah d temukan dalam daerah geografis yang
spesifik dan kelompok spesifik resiko tinggi
Individu dapat terinfeksi oleh
subtipe yang berbeda. Berikut adalah subtipe HIV-1 dan distribusi geografisnya:
Sub tipe A: Afrika tengah
Sub tipe B: Amerika
selatan,brasil,rusia,Thailand
Sub tipe C: Brasil,india,afrika
selatan
Sub tipe D: Afrika tengah
Sub tipe E:Thailand,afrika tengah
Sub tipe F: Brasil,Rumania,Zaire
Sub tipe G: Zaire,gabon,Thailand
Sub tipe H: Zaire,gabon
Sub tipe O: Kamerun,gabon
Sub tipe C sekarang ini terhitung
lebih dari separuh dari semua infeksi HIV baru di
seluruh dunia.
4.
Efek dari virus HIV terhadap system imun
Infeksi Primer atau Sindrom
Retroviral Akut (Kategori Klinis A)
Infeksi primer berkaitan dengan
periode waktu di mana HIV pertama kali masuk ke dalam tubuh. Pada waktu terjadi infeksi
primer, darah pasien menunjukkan jumlah virus yang sangat tinggi, ini berarti
banyak virus lain di dalam darah. Sejumlah
virus dalam darah
atau plasma per millimeter mencapai 1 juta. Orang dewasa yang baru terinfeksi sering menunjukkan sindrom
retroviral akut. Tanda dan gejala dari sindrom retrovirol akut ini meliputi : panas, nyeri
otot, sakit kepala, mual, muntah, diare, berkeringat di malam hari, kehilangan berat badan,
dan timbul ruam. Tanda dan gejala tersebut biasanya muncul dan terjadi 2-4 minggu
setelah infeksi, kemudian hilang atau menurun setelah beberapa hari dan sering salah
terdeteksi sebagai influenza atau infeksi mononucleosis.
Selama imfeksi primer jumlah
limfosit CD4+ dalam darah menurun dengan cepat. Target virus ini adalah limfosit CD4+
yang ada di nodus limfa dan thymus.
Keadaan tersebut membuat individu yang terinfeksi HIV rentan terkena
infeksi oportunistik dan membatasi kemampuan
thymus untuk memproduksi limfosit T. Tes
antibody HIV dengan menggunakan
enzyme linked imunoabsorbent assay (EIA) akan menunjukkan hasil positif.
F. HIV Melemahkan Sistem Kekebalan Manusia
Sasaran
penyerangan HIV adalah Sistem Kekebalan Tubuh, terutama adalah sel- sel Limfosit
T4. Selama terinfeksi, limfosit menjadi wahana pengembangbiakan virus. Bila sel-sel
Limfosit T4 -nya mati, virus akan dengan bebas menyerang sel-sel Limfosit T4 lainnya yang
masih sehat. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun.
Akhirnya sistem
kekebalan tak mampu melindungi tubuh, sehingga kuman penyakit
infeksi lain (kadang disebut Infeksi Oportunistik / Infeksi Mumpung) akan masuk dan
menyerang tubuh orang tersebut. Bahkan kuman-kuman lain yang jinak tiba- tiba menjadi
ganas. Kumannya bisa Virus lain, Bakteri, Mikroba, Jamur, maupun Mikroorganisme
patogen lainnya. Penderita bisa meninggal karena TBC, Diare, Kanker kulit, Infeksi
Jamur, dll.
Bila seseorang
telah seropositif terhadap HIV, maka dalam tubuhnya telah mengandung HIV.
Dalam jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani serta
produk darah lainnya. Apabila sedikit darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV berpindah
secara langsung ke tubuh orang lain yang sehat, maka ada kemungkinan
orang lain tersebut tertular AIDS. Cara penularan yang paling umum ialah: senggama,
transfusi darah, jarum suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti
ludah, kotoran, keringat, dll. secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun resikonya
sangat kecil.
G.
Penularan HIV
a. Penularan lewat senggama :
Pemindahan yang
paling umum dan paling sering terjadi
ialah melalui senggama, dimana HIV dipindahkan
melalui cairan sperma
atau cairan vagina. Adanya luka pada pihak penerima akan
memperbesar kemungkinan penularan. Itulah sebabnya pelaku senggama yang tidak
wajar (lewat dubur terutama), yang cenderung lebih mudah menimbulkan
luka, memiliki kemungkinan lebih besar untuk tertular HIV.
b. Penularan lewat transfusi darah :
Jika darah yang
ditranfusikan telah terinfeksi oleh HIV , maka virus
HIV akan
ditularkan kepada orang yang menerima darah,
sehingga orang itupun akan terinfeksi virus HIV. Risiko
penularan melalui transfusi darah ini hampir 100 %.
c. Penularan lewat jarum suntik :
Model penularan lain secara teoritis
dapat terjadi antara lain melalui :
1) Penggunaan
akupunktur (tusuk jarum), tatoo, tindikan.
2) Penggunaan alat
suntik atau injeksi yang tidak steril, sering dipakai oleh para pengguna narkoba suntikan, juga
suntikan oleh petugas kesehatan liar.
d. Penularan lewat kehamilan :
Jika ibu
hamil yang dalam tubuhnya terinfeksi HIV , maka
HIV dapat menular ke janin yang
dikandungnya melalui darah dengan melewati plasenta. Risiko penularan
Ibu hamil ke janin yang dikandungnya berkisar 20% - 40%. Risiko ini mungkin
lebih besar kalau ibu telah menderita kesakitan AIDS (full blown).
HIV tidak akan menular melalui
bersalaman, berpelukan, berciuman, batuk, bersin, memakai peralatan rumah
tangga seperti alat makan, telepon, kamar mandi, kamar tidur, gigtan nyamuk, bekerja,
bersekolah, berkendaraan bersama, dan memakai fasilitas umum misalnya kolam renang, toilet
umum, sauna.
HIV tidak dapat menular melalui
udara. Virus ini juga cepat mati jika berada di luar tubuh. Virus ini dapat dibunuh
jika cairan tubuh yang mengandungnya dibersihkan dengan cairan pemutih (bleach)
seperti Bayclin atau Chlorox, atau dengan sabun dan air. HIV tidak dapat diserap oleh kulit
yang tidak luka.
H. HIV mengakibatkan AIDS
Infeksi HIV menyebabkan penurunan
dan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh rentan
terhadap infeksi penyakit dan dapat menyebabkan berkembangnya AIDS. Virus HIV
membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat
berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan
tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih banyak dirusak oleh
Virus HIV.
Ketika manusia terkena Virus HIV
belum tentu terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama,
yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Dengan gaya hidup
sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar
antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat
memperlambat perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam
tubuh yang terinfeksi.
Ada beberapa tahapan ketika
seseorang dikatakan terinfeksi HIV hingga terkena AIDS. Tahapan-tahapan itu antara lain:
Tahap 1: Periode Jendela
a) HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody
terhadap HIV dalam darah
b) Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan
merasa sehat
c) Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
d) Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu
- 6 bulan
Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10
tahun:
a) HIV berkembang biak dalam tubuh
b) Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan
merasa sehat
c) Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena
telah terbentuk antibody terhadap HIV
d) Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung
daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih
pendek)
Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
a) Sistem kekebalan tubuh semakin turun
b) Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya:
pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
c) Umumnya berlangsung selama lebih 1 bulan, tergantung daya
tahan tubuh
Tahap 4: AIDS
a) Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
b) Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
I.
Bagaimana AIDS Diobati?
Seorang pekerja kesehatan masyarakat
memberikan pasien obat HIV positif ARV, Kenya ART secara signifikan dapat memperpanjang hidup orang yang
hidup dengan HIV. Terapi kombinasi modern sangat efektif dan seseorang dengan
HIV yang menggunakan pengobatan bisa hidup selama sisa hidup mereka tanpa
mengembangkan AIDS.
Diagnosis AIDS tidak selalu
menyamakan dengan hukuman mati. Banyak orang masih bisa mendapatkan keuntungan
dari mulai terapi antiretroviral bahkan setelah mereka telah
mengembangkan penyakit terdefinisi AIDS. Pengobatan yang lebih baik dan
pencegahan untuk infeksi oportunistik juga membantu untuk meningkatkan kualitas
dan panjang hidup mereka yang didiagnosis dengan AIDS.
Mengobati beberapa infeksi
oportunistik lebih mudah daripada yang lain. Infeksi seperti herpes zoster dan
kandidiasis pada tenggorokan, mulut atau vagina, dapat dikelola secara efektif
dalam lingkungan yang paling. Di sisi lain, infeksi yang lebih kompleks seperti
toksoplasmosis, membutuhkan peralatan medis canggih dan prasarana, yang kurang
di banyak daerah miskin sumber daya.Hal ini juga penting bahwa pengobatan
disediakan untuk nyeri terkait AIDS , yang dialami oleh hampir semua
orang dalam tahap sangat maju infeksi HIV.
J. Cara Melindungi Diri dari Penularan AIDS
Sampai saat ini belum ada jenis obat
khusus untuk menyembuhkan orang yamg terkena infeksi HIV/ AIDS. Hanya
saja perkembangan virus ini dapat diperlambat. Kombinasi yang tepat antara berbagai
obat-obatan antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV
pada sistem kekebalan tubuh dan menunda awal terjadinya AIDS. Pengobatan dan
perawatan yang ada terdiri dari sejumlah unsur yang berbeda, yang meliputi konseling dan
tes mandiri (VCT), dukungan bagi pencegahan penularan HIV, konseling tindak
lanjut, saran-saran mengenai makanan dan gizi, pengobatan IMS, pengelolaan efek
nutrisi, pencegahan dan perawatan infeksi oportunistik (IOS), dan pemberian
obat-obatan antiretroviral.
Dalam suatu sel yang terinfeksi, HIV
mereplikasi diri, yang kemudian dapat menginfeksi sel-sel lain dalam tubuh
yang masih sehat. Semakin banyak sel yang diinfeksi HIV, semakin besar dampak
yang ditimbulkannya terhadap kekebalan tubuh (immunodeficiency). Obat
antiretroviral digunakan dalam pengobatan infeksi HIV. Obat- obatan ini bekerja melawan infeksi itu sendiri dengan cara
memperlambat reproduksi HIV dalam tubuh. Obat-obatan
antiretroviral memperlambat replikasi sel-sel, yaitu memperlambat penyebaran virus dalam
tubuh dengan cara mengganggu proses replikasi.
Cara yang
dilakukan antara lain sebagai berikut :
a.
Menghambat Nucleoside Reverse
Transcriptase (NRTI)
HIV memerlukan enzim yang disebut
reverse transcriptase untuk mereplikasi diri. Jenis obat-obatan ini memperlambat kerja
reverse transcriptase dengan cara mencegah proses pengembangbiakkan
materi genetik virus tersebut.
b. Menghambat Non-Nucleoside Reverse Transcriptase (NNRTI)
Jenis obat-obatan ini juga
mengacaukan replikasi HIV dengan mengikat enzim reverse transcriptase itu sendiri. Hal ini mencegah
agar enzim ini tidak bekerja dan menghentikan produksi partikel virus baru dalam sel-sel yang terinfeksi.
c.
Menghambat Protease
Protease merupakan enzim pencernaan
yang diperlukan dalam replikasi HIV untuk membentuk partikel-partikel virus
baru. Protease memecah belah protein dan enzim dalam sel-sel yang terinfeksi, yang
kemudian dapat menginfeksi sel yang lain. Penghambat protease mencegah
pemecah-belahan protein dan karenanya memperlambat produksi partikel virus baru.
Setiap orang,
khususnya remaja harus “melindungi diri “ dari AIDS. Karena kalau seorang
remaja tertular HIV, maka keseluruhan cita-cita dan masa depan remaja tersebut hancur
lebur. Secara
mudah, perlindungan dari AIDS dilakukan dengan cara ‘ABC’, ialah:
a.
[A] : Abstinence alias PUASA
Bagi remaja
yang belum menikah. Jauhkan diri dari zina. Onani atau masturbasi, merangsang diri
sendiri sehingga puas (orgasmus) sebenarnya kurang baik. Namun resikonya
paling kecil. Jadi dalam keadaan yang benar-benar tidak kuasa menahan diri dan tidak mampu
berpuasa, onani dapat dijadikan jalan keluar. Asal jangan menjadi kebiasaan. Jangan terlalu sering.
b. [B] : Be Faithful alias Setia
Pasangan Hidup
Bagi mereka yang sudah menikah. Hanya bersenggama dengan
pasangan setianya. Sebagian besar satu suami
dengan satu istri. Dalam keadaan khusus satu suami dengan 2-4 istri, namun yang penting
kesetiaan dari semua pihak, baik istri maupun suami. Disinipun, bila suami istri
berpisah dalam waktu lama, onani merupakan jalan kelua sementara yang paling tidak
beresiko.
c.
[C]
Condom alias Kondom
Bagi mereka yang berada dalam keadaan-keadaan khusus,
antara lain ialah para suami atau
remaja yang tidak kuat puasa atau setia (atau onani), dan masih terdorong melakukan zina.
Pemakaian kondom akan melindungi mereka dari penularan PHS dan AIDS, dan
melindungi istri atau pacar mereka dari penularan penyakit. Bagi para pelacur, patut
ditumbuhkan motivasi memakaikan kondom pada pasangan kencan mereka. Dalam keadaan
darurat, misalnya pasangan suami-istri di mana salah satu menderita PHS, juga AIDS, pemakaian
kondom amat dianjurkan untuk mencegah pen ularan AIDS lebih lanjut kepada
pasangannya. Yang penting dalam pemakaian kondom ialah (sambil dipraktekkan)
melindungi keseluruhan penis dan dipakai sepanjang proses senggama untuk
menghindari sentuhan antara penis dan vagina.
Selain itu, perlindungan yang sangat penting ialah:
a) Hindari
transfusi, dengan selalu berhati-hati. Bila
terpaksa ditransfusi, yakinkan bahwa darah yang
ditransfusi adalah darah yang telah
diperiksa oleh Unit Kesehatan Transfusi
Darah (UKTD) PMI sebagai darah bebas HIV (juga bebas
hepatitis, malaria dan sifilis).
b) Hindari
suntik-menyuntik. Sebagian besar obat sama atau lebih
efektif diminum daripada disuntikkan. Bila terpaksa disuntik, yakinkah jarum
dan tabung suntiknya baru dan belum dipakai untuk orang lain.
c)
Berhati-hatilah
dalam menolong orang luka dan berdarah. Gunakan prosedur P3K yang baku dan
aman.
d)
Bila ada
sesuatu tanda atau gejala yang meragukan, secepatnya periksa ke dokter.
K. Gejala-gejala
penyakit HIV AIDS adalah :
1.
Penderita akan mengalami napas pendek, batuk, nyeri dada dan
demam
2.
Hilangnya nafsu makan, mua dan muntah
3.
Mengalami diare yang kronis
4.
Penderita akan kehilangan berat badan tubuh hingga 10% di
bawah normal.
5.
Batuk berekepanjangan
6.
Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan
7.
Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh (dibawah
telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha)
8.
Kurang ingatan
9.
Sakit kepala
10.
Suklit berkonsentrasi
11.
Respon anggota gerak melambat
12.
Sering nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki
13.
Mengalami tensi darah rendah
14.
Reflek tendon yang kurang
15.
Terjadi serangan virus cacar air dan cacar api
16.
Infeksi jaringan kulit rambut
17.
Kulit kering dengan bercak-bercak.
BAB II
POLA HIDUP SEHAT
A. Pengertian Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat berarti kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus dan teratur menjadi kebiasaandalam gaya hidup dengan memperhatikan hal-hal
yang mempengaruhi kesehatan tubuh, baik dari konsumsi makanan dan minuman dan
olah raga juga istirahat yang cukup. Pelaku pola hidup sehat akan selalu berusaha untuk setiap gerak
gerik dalam hidupnya untuk selalu teratur dan seimbang dalam menjaga kesehatan
tubuhnya.
Polah hidup yang sehat memang banyak sekali faktor
yang menjadi pendukungnya selain dari diri sendiri yang harus melakukan
aktivitas terbaik dan berfikir positif juga memerlukan asupan makanan yang
memiliki gizi yang seimbang. Olahraga juga salah satu faktor penting untuk
memiliki tubuh yang sehat dan segar bugar bila dilakukan secara teratur baik
waktu dan tata caranya, olahraga tidak harus yang berat- berat namun bisa saja yang
ringan-ringan seperti jalan kaki atau bisa juga bersepeda dilingkungan
tempat tinggal. Ini salah satu olahraga
yang murah meriah dan memiliki manfaat yang baik juga bisa menimbulkan
kebahagian selain badan segar bugar.
Ilmu Pengetahuan sebenarnya menjadi hal yang sangat
penting untuk memulai pola hidup sehat, hal ini karena dengan pengetahuan
tersebut maka akan mengetahui tata cara memulai dan menerapkan pola hidup yang
sehat dengan hasil yang maksimal dalam jangka yang panjang. Untuk itu carilah
sebanyak-banyaknya referensi bagaimana cara hidup sehat disertai
gaya hidup yang bagaimana untuk hidup lebih indah dan bahagia, sehingga bisa
memanajemen dengan baik pikiran dan hati secara bijaksana dengan manfaat mampu
memberikan ketenangan dalam hidup.Bila kita menerapkan pola hidup sehat maka
akan mendapatkan berbagai manfaat dalam hidupnya, berikut ini akan dijelaskan berbagai manfaat
yang didapatkan bila menerapkan pola hidup sehat.
B. Manfaat Pola Hidup Sehat
1. Kualitas
hidup lebih meningkat
2. Terhindar
dari berbagai macam penyakit
4. Jasmani,
hati dan pikiran akan dapat berfungsi secara baik dan berkualitas
5. Dapat
beraktivitas secara maksimal mampu menggunakan potensi dengan maksimal
6. Meningkatkan
mood dan memberikan ketenangan hati
8. Jantung
kuat, peredaran darah lancar dan suasana hati jadi baik sehingga terhindar dari
rasa cemas atau depresi.
9. Masih banyak
lagi manfaat menerapkan pola hidup sehat, pastinya akan mendapatkan kesehatan jasmani dan rohani dan mampu memaksimalkan segala
potensi secara maksimal sehingga menghasilkan karya terbaik dalam hidup ini.
C.
Cara Menerapkan
Pola Hidup Sehat
Cara menerapkan pola hidup
sehat bagi
yang sudah terbiasa gaya hidupnya yang sudah sehat pastinya sudah mudah saja
dan bila ada kesalahan maka akan dengan mudah untuk memperbaikinya. Baik dalam konsumsi makanan sehat bergizi, istirahat yang
cukup, olahraga teratur dan seimbang juga tentunya beribadah tetap terjaga.
Namun untuk orang yang gaya hidupnya tidak teratur dan
seimbang alias pola hidupnya sangat parah tidak sehatnya, seperti makan asal
saja tanpa tahu bergizi atau tidak dan aturan makannya juga tidak tahu, banyak
minum yang merusak tubuh, merokok, bergadang tanpa aturan waktu, istirahat yang
tidak teratur dan tidak tahu arah hidup sehingga melupakan ibadah. Maka untuk
orang seperti ini sebaiknya memulai secara bertahap langkah demi langkah untuk
memperbaiki pola hidupnya agar lebih sehat, sebaiknya jangan lakukan secara
drastis karena merubah kebiasaan total biasanya tidak berhasil dan hanya akan
menimbulkan stres saja. Untuk itu perbaiki dari yang di bisa dan paling disukai
terlebih dahulu baik dari makanan, olahraga, istirahat juga ibadahnya.
Contoh menerapkan
pola hidup sehat adalah sebagai berikut ini :
1.
Bangun pagi sebelum matahari terbit.
2. Berdoa dan
ibadah, yakinkan diri untuk mengisi hari ini dengan hal terbaik dan pikiran
maupun perbuatan yang positif. Yakini anda bisa melakukan yang terbaik dan bisa
bermanfaat untuk orang lain, minimal bermanfat untuk diri sendiri.
3. Minum air
putih secukupnya dengan asumsi dalam sehari memenuhi kebutuhan air yang
diperlukan tubuh. Bisa menambahkan madu, karena banyak sekali manfaat madu bagi
tubuh dari memberikan kekuatan juga bisa memperbaiki sel-sel yang rusak dan
menyegarkan kembali tubuh.
4. Lakukan olah
raga ringan bisa dengan jalan-jalan bersama teman atau keluarga di tempat yang
rindang banyak pohon dan tempat yang menarik dan menyenangkan.
5. Makan dengan
makanan yang bergizi seimbang, sebaiknya makan buah-buah terlebih dahulu baru
makan inti dengan kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral
dan kandungan lainnya yang diperlukan tubuh mencukupi. Banyak menu sehat untuk
pagi hari, siang dan makan malam, silahkan mencari berbagai menu sehat
tersebut. Makan sayuran hijau sangat penting untuk kebutuhan tubuh agar terjaga
kesehatannya.
6. Lakukan
berbagai aktivitas kegiatan dirumah secara teratur seperti membesihkan rumah
dan menjaganya tetap bersih, meletakkan sesuai tempatnya dan merapikan berbagai
perlengkapan rumah tangga. Sapa semua penghuni rumah dengan senyuman dan beri
perhatian juga kasih sayang.
7. Bekerjalah
dengan semangat yang membara dalam menjemput rizki, bila kalian seorang pelajar
maka bersemangatlah dalam mencari ilmu dan yakinilah ilmu itu akan bermanfaat
untuk menyongsong masa depan lebih baik dan indah.
8. Istirahat
yang cukup dan sesuai prosedur yang baik, perlu disesuaikan dengan kondisi
tubuh, umur dan jenis kelamin untuk setiap orang terkadang ada perbedaan untuk
itu perlu penyesuaian yang seimbang. Jangan berlebihan juga jangan kekurangan
dalam istirahat dalam sehari.
D. Tips Pola Hidup Sehat
Menurut Phaidon, tips supaya hidup sehat sebagai berikut:
1. Mengubah pola pikir
Hal yang paling mendasar untuk menjalankan pola hidup sehat dengan mengubah pola pikir supaya hidup mau serius mencanangkan hidup sehat. Setidaknya mesti ketat memiliki komitmen untuk menjalankan gaya hidup sehat dan praktiknya seperti agama, dengan harus mencari orang atau sosok yang benar-benar mampu sebagai teladan dan mau menyadarkan pentingnya hidup sehat.
1. Mengubah pola pikir
Hal yang paling mendasar untuk menjalankan pola hidup sehat dengan mengubah pola pikir supaya hidup mau serius mencanangkan hidup sehat. Setidaknya mesti ketat memiliki komitmen untuk menjalankan gaya hidup sehat dan praktiknya seperti agama, dengan harus mencari orang atau sosok yang benar-benar mampu sebagai teladan dan mau menyadarkan pentingnya hidup sehat.
2. Membutuhkan kemampuan
Seperti halnya kecerdasan, kesehatan pun membutuhkan kemampuan supaya bisa serius bisa memiliki tubuh yang sehat, langsing, bugar, bergairah, dan relatif bebas. Kemampuan ini artinya akan menyesuaikan dengan jenis kelamin pria atau wanita, pekerja kantor atau ibu rumah tangga, usia, dan sebagainya.
3. Mencanangkan komitmen dan motivasi
Untuk menyukseskan gaya hidup sehat harus benar-benar mencari orang atau sosok yang mampu memotivasi dan serius mengajak hidup sehat. Selama prinsip ada teman atau mitra yang sama-sama serius untuk menjalankan pola hidup sehat.
4. Memiliki lingkungan yang sehat
Gaya hidup dbentuk oleh lingkungan. Apabila Anda ingin menukar gaya hidup harus dimulai dari lingkungan. Dengan mengubahnya berarti Anda akan memiliki banyak teman untuk berkomitmen menerapkan hidup sehat.
5. Rajin datang ke seminar kesehatan
Berada di tempat yang benar, misalnya dengan rajin mengunjungi acara-acara seminar kesehatan atau berlatih dan datanglah ke berbagai klub kebugaran.
6. Membatasi konsumsi makanan
Tidak selamanya bisa mengontrol makanan yang dikonsumsi. Tetapi ada baiknya juga untuk mulai serius dan tegas, misalnya membatasi makanan yang digoreng.Makanan yang digoreng dengan minyak panas tinggi bisa menyebabkan darah menjadi lebih kental dan memperberat kerja jatung di dalam tubuh kita.
7. Mengurangi minuman mengandung gula
Sebaiknya mengurangi minuman yang mengandung gula, sebab gula akan mempercepat efek penuaan, obesitas yang berakibat pada penimbunan lemak di lever. Boleh pakai pemanis alami seperti gula aren ketimbang gula pasir.
8. Tekadkan diri dengan konsumsi makanan sehat
Sebaiknya bersantap sayuran dan buah sebagai menu wajib yang sangat membantu mencegah penyakit
9. Menyertakan suplemen
Sebaiknya menyertakan suplemen sebagai suplemasi tambahan untuk membantu memenuhi nutrisi yang kurang di dalam tubuh.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. HIV merupakan sebuah virus berbahaya yang dapat merusak
sistem kekebalan tubuh manusia. Selain itu, virus
inilah yang menyebabkan AIDS.
b. AIDS (Aqcuired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan
gejala penurunan kekebalan tubuh sehingga tubuh
rentan terhadap penyakit lain yang mematikan.
c. Cara penularan HIV yang paling umum
ialah melalui senggama, transfusi darah, jarum suntik dan kehamilan. Penularan lewat
produk darah lain, seperti ludah, kotoran,
keringat, dll. secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun resikonya sangat kecil.
d. Secara mudah, perlindungan dari AIDS
dilakukan dengan cara ‘ABC’, yaitu Abstinence, Be faithful, Condom.
e. Pola hidup sehat berarti kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan teratur
menjadi kebiasaandalam gaya hidup dengan memperhatikan hal-hal
yang mempengaruhi kesehatan tubuh, baik dari konsumsi makanan dan minuman dan
olah raga juga istirahat yang cukup.
2. Saran
Sebagai insan yang yang
berpendidikan sudah menjadi sebuah kewajiban untuk berpartisipasi dalam
memerangi HIV/ AIDS. Untuk memerangi hal itu dapat dimulai dari kesadaran diri
sendiri untuk selalu menjaga diri agar terhindar dari HIV/ AIDS. Juga selalu
menerapkan pola hidup sehat agar menjadi lebih sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Widoyono.
2005. Penyakit Tropis: Epidomologi,
penularan, pencegahan, dan pemberantasannya.. Jakarta: Erlangga Medical
Series
Muhajir. 2007. Pendidkan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Erlangga
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 1993. Mikrobiolog Kedokteran. Jakarta Barat: Binarupa
Aksara
Djuanda, adhi. 2007. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar