Yang pernah Lihat ini

Kamis, 29 Januari 2015

Makalah Globalisasi Kebudayaan


DAFTAR ISI

 



 


KATA PENGANTAR


            Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya saya  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata pelajaran PKN yang berjudul “MAKALAH PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP BUDAYA BANGSA”

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua serta teman-teman, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para siswa SMK N 1 PENGASIH. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  guru  pembimbing  saya  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca

 

 

                                                                                                Penyusun
                                                                                                Kulon Progo, Januari 2015




                                                                                                Krisna Ristanti












BAB I

PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang

Globalisai merupakan tantangan besar bagi setiap negara. Keadaan ini di tinjau oleh bangsa Indonesia yang mengikuti arus globalisasi. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia semakin berkembang dengan pesat. Kebudayaan orang-orang barat tersebut sifatnya negatif dan cenderung merusak dan telah mengadi suatu kebiasaan yang membudaya. Tetapi tidak semua kebudayaan asing yang masuk ke indonesia bersifat negatif, karena ada juga sisi positif dari masuknya budaya asing tersebut. Semua dampak positif dan negatif tersebut akan saya uraikan dalam pembahasan. 

Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya.

B.   Tujuan

Kita menyadari bahwa norma-norma dan kebudayaan bangsa Indonesia yang dikenal sebagai budaya yang luhur dan santun kini telah mulai tersisih akibat terpengaruh oleh kebudayaan asing. Oleh sebab itu saya mempunyai tujuan-tujuan kenapa saya membuat makalah ini.
Tujuan-tujuan itu sebagai berikut :
a.   Dapat menyeleksi budaya asing yang masuk ke Indonesia dengan benar dan sebaik-baiknya.
b.   Dapat mempertahankan budaya Indonesia dari pengaruh budaya bangsa lain.
c.   Agar kebudayaan Indonesia tetap dikenal sebagai warisan budaya yang luhur dan unggul.

C.   Rumusan Masalah

a.   Apa globalisasi itu?
b.   Apa dampak Globalisasi?
c.   Apa yang dimaksud dengan konsep & globalisasi budaya?
d.   Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap budaya bangsa?
e.   Mengapa budaya asing masuk ke dalam suatu daerah?
f.    Mengapa budaya lokal harus dipertahankan?
g.   Bagaimanakah upaya kita untuk menyikapi pengaruh globalisasi, khususnya terhadap budaya bangsa Indonesia ?

BAB II

PEMBAHASAN

A.   Pengertian Globalisasi

Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara. Globalisasi merupakan sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.

Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

 Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
a.   Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
b.   Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
c.   Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
d.   Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
e.   Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.

B.   Ciri Globalisasi

 Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia:
1.   Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan antarmanusia di seluruh dunia
2.   Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
3.   Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
4.   Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). S aat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
5.   Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain. Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.

C.  Dampak Globalisasi di Bidang Budaya

Dampak positif globalisasi dalam bidang sosial budaya di Indonesia antara lain:
a.   Dapat bertukar gagasan/pikiran dengan dunia luar.
b.   Dapat mempromosikan budaya Indonesia di kancah dunia, sehingga budaya    Indonesia akan terkenal.
c.   Dapat menarik para wisatawan baik lokal maupun internasional dengan keindahan dan keunikan budaya Indonesia.
d.   Berkembangnya pola sosial seperti pola kerja masyarakat Indonesia.
e.   Berkembang prinsip multiculturism, sehingga memungkinkan rasa keterbukaan terhadap budaya baru.
f.    Berkembangnya masyarakat sosialita, yang senantiasa memperhatikan perkembangan mode Internasional seperti busana, film, dan lain-lain.
g.   Maraknya event atau kegiatan berskala nasional bahkan internasional yang digelar Indonesia.


Dampak negatif globalisasi dalam bidang budaya di Indonesia antara lain:
a.   Munculnya budaya baru yang tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia dengan mudah diterima masyarakat tampa filterisasi yang berujung pada lunturnya budaya asli Indonesia.
b.   Berkembangnya pola masyarakat individualisme. Sehingga tradisi tradisi seperti gotong royong mulai hilang.
c.   Semakin banyaknya imigrasi dari luar negeri yang menetap di Indonesia dengan perilaku sosial budaya yang bertolak belakang dengan Indonesia.
d.   Terpengaruhnya masyarakat khususnya para remaja oleh budaya manca yang cenderung bebas mengakibatkan kemerosotan moral bagi generasi penerus Indonesia.
e.   Akibat munculnya kaum sosialita berkembang pola hidup konsumtif.
f.    Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang.
g.   Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD.

D.   Konsep dan Globalisasi Budaya

 Perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur kebudayaan karena unsur-unsur kebudayaan itu sudah tidak cocok lagi bagi kehidupan masyarakat. Perubahan kebudayaan terjadi karena adanya perubahan pola berpikir masyarakat yang menjadi pendukung kebudayaan.Perubahan kebudayaan dapat diartikan sebagai adnya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi fungsinya dalam kehidupan sosial.Perubahan kebudayaan ini jauh lebih luas daripada perubahan social karena perubahan budaya menyangkut banyak aspek, seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, berorganisasi bahkan juga filsafat.

  Dalam pranata Wikipedia, didapatkan arti dari pada budaya sebagai berikut: ” budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan dengan hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia”. Sedangkan para ahli mengemukakan pendapatnya masing-masing mengenai budaya. Menurut Edwar B. Taylor: ” Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,yang didalamnya mengandung kepercayaan,kesenian ,moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan- kemampuan lain yang didapat seorang sebagai anggota masyarakat ”. Sementara itu Selo Soemardjan dan Seelaiman Soemardi , menurut mereka ” kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat”. Dalam definisi globalisasi menurut beberapa ahli, salah satunya adalah Jan Aart Scholte mengatakan globalisasi adalah: ”serangkaian proses dimana relasi sosial menjadi relatif terlepas dari wilayah geografis”. Sementara bila mana menilik definisi budaya diatas, maka bisa diartikan bahwa globalisasi budaya adalah : ”serangkaian proses dimana relasi akal dan budi manusia relatif terlepas dari wilayah geografis”.

Hal ini memunculkan jalinan situasi yang integratif antara akal dan budi manusia disuatu belahan bumi yang satu dengan yang lainnya. Sementara itu dalam pandangan hiperglobalis mereka berpendapat tentang definisi globalisasi budaya adalah: “homogenization of the wold under the uauspices of American popular culture or Western consumerism in general “. Ini berarti bahwa globalisasi budaya adalah proses homogenisasi dunia dibawah bantuan budaya popular Amerika atau paham komsumsi budaya barat pada umumnya.

Definisi hiperglobalis tersebut, jika bisa disamakan dengan keanekaragaman istilah globalisasi pada umumnya, yang salah satunya adalah Westernisasi. Dimana ada penyebaran budaya barat terutama kebudayaan Amerika. Namu, jika dilihat lebih lanjut, definisi dari hiperglobalis tidak bisa terlepas dari pada sifat-sifat yang cenderumg mengandung pikiran ekonomi,berorientasi ekonomi.

Hal itu jelas dapat dilihat dan dinilai dari penekanan paham konsumsi terhadap budaya Barat pada umumnya. Jadi bisa juga diartikan bahwa, budaya barat adalah budaya yang diperjualbelikan, sementara masyarakat dunia pada umumnya adalah konsumen yang menikmati. Sehingga munculah kondisi dimana istilah Westernisasi digunaklan sebagai simbolis terhadap sifat konsumerisme tersebut. Baik itu konsumsi terhadap bentuk pemerintahan atau sistim politik, mekanisme pasar atau paham ekonomi , bahkan hingga bentuk celanajeans atau kebudayaan.

E.    Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa

 Unsur-unsur kebudayaan yang dipengaruhi oleh globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya maupun perilaku suatu masyarakat. Unsur-unsur kebudayaan tersebut antara lain sistem religi, organisasi masyarakat, pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencaharian, dan teknologi. Contoh yang lain dari pengaruh globalisasi yaitu hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu negara, terjadinya erosi nilai-nilai budaya, menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme,hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong,kehilangan kepercayaan diri, dan gaya hidup kebarat-baratan.
Selain itu saat ini masyarakat sedang mengalami serbuan yang hebat dari berbagai produk pornografi berupa tabloid, majalah, buku bacaan di media cetak, televisi, radio, dan terutama adalah peredaran bebas VCD. Baik yang datang dari luar negeri maupun yang diproduksi sendiri. Walaupun media pernografi bukan barang baru bagi Indonesia, namun tidak pernah dalam skala seluas sekarang. Bahkan beberapa orang asing menganggap Indonesia sebagai ”surga pornografi” karena sangat mudahnya mendapat produk-produk pornografi dan harganya pun murah. Dan  contoh lain misal kita berjalan-jalan di mall atau di tempat publik sangat mudah menemui wanita Indonesia yang berpakaian serba minim dan mengumbar aurat. Dimana budaya itu sangat bertentangan dengan dengan norma yang ada di Indonesia. Belum lagi maraknya kehidupan free sexdi kalangan remaja masa kini. Terbukti dengan adanya video porno yang pemerannya adalah orang-orang Indonesia.
Di sini pemerintah dituntut untuk bersikap aktif tidak masa bodoh melihat perkembangan kehidupan masyarakat Indonesia. Menghimbau dan kalau perlu melarang berbagai sepak terjang masyarakat yabg berperilaku yang tidak semestinya. Misalnya ketika Presiden Susilo Bambang Yudoyono menyarankan agar televisi tidak merayakan goyang erotis denga puser atau perut kelihatan. Ternyata dampaknya cukup terasa, banyak televisi yang tidak menayangkan artis yang berpakaian minim.
Nilai Budaya yang mulai memudar lainnya adalah Budaya tari-tarian. Tari Indonesia sangatlah beraneka ragam, setiap daerah memiliki ciri tersendiri dalam pembawannya. Beragam jenis gerak dan gerik telah tercipta dan menjadikan suatu kesatuan seni yang terlihat indah dan harmonis. Lenggak-lenggok khas wanita Indonesia dan gagah pembawaan penari laki-laki. Contoh-contoh tarian dari Indonesia adalah tari pendet, tari ramayana, tari kecak, tari jaipong, tari piring, tari saman dan masih banyak lagi. Sangat banyak rupa, gerakan dan cara membawakannya. Itulah budaya yang dapat kita banggakan sebagai warga Indonesia.
Namun tarian yang mereka ketahui saat ini adalah tari-tari ‘Dance’ yang pembawaanya sangat ‘energic’ dan gerakannya yang terlihat begitu cepat. Wanita Indonesia digambarkan sebagai peribadi yang lembut dan penuh dengan kehalusan, akan terlihat kurang baik jika harus meniru tari-tarian yang dicontohkan orang barat itu. Cobalah untuk membuat dirimu mencintai tari-tarian tradisional. Jangan lihat dari satu sisi saja, tapi lihatlah dari berbagai sisi bahwa banyak nilai positif jika kita lebih memilih dan menyukai tarian dari Indonesia. Jangan takut dianggap sebagai orang yang tidak ‘Modern’ hanya karena lebih memilih untuk mempertahankan budaya tari Indonesia. Tapi harusnya orang yang masih mempertahankan budaya inilah yang dibanggakan. Di zaman sekarang sudah sangat jarang ditemui anak-anak muda yang ikut berpartisipasi dalam melestarikan budaya. Hanya beberapa saja, yang masih melestarikannya dan kebanyakan mereka adalah anak muda yang tinggal di pedesaan.
Permainan Tradisional pun tidak luput dari dampak globalisasi. Dengan kemajuan teknologi yang modern, anak-anak lebih senang bermain dengan alat-alat canggih dibandingkan bermain dengan permainan tradisional atau teman sebayanya. Dampak yang terjadi dari kedekatan anak-anak terhadap teknologi cukup menjadi masalah yang panjang. Anak-anak yang sering bergaul dengan alat-alat kesukaanya seperti Laptop, PSP, Robot canggih dan sebagainya. Akan mempengaruhi Psikologis dalam kehidupannya. Anak ini akan cenderung tidak peka terhadap lingkungan sekitarnya, tidak percaya diri dalam bergaul dengan teman sebaya dan akan mengalami dampak kecanduan jika terlalu sering menggunakan permainan-permainan canggih tersebut.
Dalam kehidupan sehari-haripun pengaruh globalisasi sudah cukup terlihat. Budaya gotong-royong antar sesama rupanya kini mulai memudar. Saat ini kebanyakan orang lebih memilih untuk hidup secara individual atau hidup masing-masing tanpa memperdulikan orang terdekatnya disekitarnya. Padahal budaya gotong-royong dalam bermasyarakat sangat dibutuhkan, selain manfaatnya untuk memperingan melakukan suatu pekerjaan, juga dapat mempererat tali persaudaraan antar masyarakat.
Jika budaya ini hilang, bagaimana cara untuk mempererat kesatuan antar sesama. Perselisihan akan sering terjadi karena keegoisan masing-masing yang lebih mementingkan diri sendiri tanpa peduli terhadap orang lain. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial,  tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan peran orang lain. Peran sebagai saudara bersama inilah yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.

F.    anak-punk-ips.jpgGlobalisasi Kebudayaan

          Sub-kebudayaan Punk, adalah contoh sebuah kebudayaan yang berkembang secara global. Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.

Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ). Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.

Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan :
a.   Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
b.   Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses
suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
c.   Berkembangnya turisme dan pariwisata.
d.   Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
e.   Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
f.    Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.

G.     Alasan Budaya asing masuk ke dalam suatu daerah

Budaya asing masuk ke dalam Suatu daerah karena :
a.   Kurangnya kesadaran masyarakat
     Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meningalkan cirri khas dari budaya tersebut.
b.   Minimnya komunikasi budaya
Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.
c.   Kurangnya pembelajaran budaya
Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman

H.   Alasan untuk tetap mempertahankan budaya lokal

 Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan.Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal.
Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negranya. Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini sangatlah berkaitan erat dengan masuknya budaya-budaya ke dalam budaya kita. Sebagai contoh budaya dalam tata cara berpakaian. Dulunya dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup.
Akan tetapi akaibat masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut berubah. Sekarang berpakaian yang membuka aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat didalam masyarakat kita. Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleh negara lain.
Alasan untuk tetap mempertahankan budaya lokal :
a.   Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapat di jadikan sebagai aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional.
b.   Kekhasan budaya Indonesia
Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang unik.
c.   Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa
Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.
d.   Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya
Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang                               sebagai negara yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal.
e.   Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan
Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.
f.    Kemajuan pariwisata
Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan  budaya yang mungkin terjadi.

I.      Pengaruh Budaya Asing di Indonesia

 Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus globalisasi terkadang dapat melunturkan jati diri bangsa yang begitu kental dengan kesopanan dan budaya timur. Dimata dunia Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung adab ketimuran yang sangat baik. Tapi bangsa Indonesia tidak menutup diri bagi budaya asing yang ingin masuk ke Indonesia tanpa melunturkan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Karena terkadang globalisasi dapat menjadikan bangsa semakin kreatif tanpa meninggalkan adab bangsanya.

Kebudayaan asing yang masuk akibat era globalisasi (perluasan cara-cara sosial antar benua), ke Indonedia turut mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke barat-baratan (westernisasi).
Hal tersebut terlihat dengan seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia keluar-masuk pub, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai perilaku menyimpang yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk pelanggaran susila dan lain sebagainya. Ini merupakan ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam beradaptasi dan menyeleksi pengaruh asing sehingga masih bersikap ‘latah’ terhadap kebudayaan asing.

Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya adalah budaya barat. Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di bilangan barat dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia merupakan bagian bangsa timur yang menghendaki harmoni, komando, dan kolektivitas. Bangsa Barat yang memberikan pengaruh cukup membekas adalah Portugis dan Belanda. Terutama Belanda, budaya bangsa-bangsa ini sebagiannya telah terserap dan masuk ke dalam struktur budaya bangsa Indonesia.

Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga kini terus membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme administratif pemerintahan negara barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga punya pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia. Tidak hanya Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi negara-negara Timur seperti Cina dan Jepang pun memberikan derajat pengaruh tertentu bagi perkembangan sistem sosial dan budaya Indonesia. Jepang tentu saja, memberikan pengaruh , yaitu lewat penjajahan singkat mereka atas Indonesia. Sementara Cina, yang telah punya hubungan dengan kepulauan nusantara jauh sebelum Islam menyentuh Indonesia, dan telah membentuk derajat pengaruh tersendiri.

Sedangkan sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang barat.Contoh kebudayaan-kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka berpakaian dan mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.

J.   Dampak Kebudayaan Asing di Indonesia

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Dampak Positif
a.   Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai
dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional.
b.   Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih
mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c.   Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dampak Negatif
a.   Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b.   Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c.   Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budayanegatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, remaja lebih menyukai dance dan lagu barat dibandingkan tarian dari Indonesia dan lagu-lagu Indonesia, dan lainnya. Hal ini terjadi karena kita sebagai penerus bangsa tidak bangga terhadap sesutu
milik bangsa.
d.  Kesenjangan Sosial
     Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini  menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan social menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat mungkin bias merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia.

K.  Menyikapi pengaruh globalisasi di bidang sosial budaya.

Globalisasi memang suatu fenomena yang telah berlangsung dan tidak mungkin kita hentikan, oleh karena itu kita harus mencari cara untuk menyikapinya bukan cara untuk menghentikannya. Adapun cara yang mungkin dapat kita lakukan bersama agar budaya Indonesia tetap  terlindungi sehingga generasi penerus bangsa kelak dapat menikmati indahnya keagungan budaya Indonesia, diantaranya: 
a.   Menyaring setiap budaya asing yang masuk ke Indonesia, tidak begitu saja lalu mengadaptasi untuk kemudian digunakan bersama-sama.
b.   Mempromosikan budaya asli Indonesia ke kancah internasional untuk menumbuhkan rasa cinta budaya Indonesia.
c.   Menyukai dan menggunakan produk-produk asli Indonesia.
d.   Memperkuat persatuan dan kesatuan antar warga Indonesia yang memiliki budaya beragam untuk bersatu melindungi budaya asli Indonesia agar tidak luntur terbawa arus globalisasi juga tidak hilang karena diklaim negara lain.
e.   Mematenkan setiap budaya Indonesia serta mempublikasikannya agar tetap terjaga dan menjadikan masyarakat Indonesia bangga memilikinya.
f.    Berpegang teguh pada nilai religius, spiritualis dan memupuk rasa kebhinekaan agar Indonesia tetap berjaya dengan budayanya.     

Ada juga beberapa cara untuk menyikapi pengaruh globalisasi terhadap budaya bangsa, antara lain:
1.   Memberi pendidikan kebudayaan
Jati diri bangsa dan kepribadian bangsa akan diukur oleh perilaku-perilaku individu dalam masyarakat. Kita hindari nilai kepribadian yang dapat merusak identitas dan jati diri bangsa, antara lain sebagai berikut.
1.   Perilaku ketergantungan pada narkoba
2.   Perilaku seks bebas
3.   Perilaku premanisme
4.   Perilaku hedonis
Adapun pendidikan kebangsaan dapat diberikan melalui:
a.    Pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia
b.    Program muatan lokal
 Yang dimaksud muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan kebutuhandaerah yang perlu diajari oleh murid. Dalam hal ini kurikulum akan memberi perhatian serius tentang pembelajaran yang perlu ditonjolkan di suatu daerah antara lain:
1.   Adanya pelajaran bahasa daerah
2.   Masuknya pelajaran kesenian daerah
3.   Budidaya industri di suatu daerah

2.   Pelestarian budaya bangsa
Keragaman budaya merupakan sesuatu yang menjadi cir khas nilai-nilai kemanusiaan. Bahkan apabila ada upaya untuk meninggalkan ciri khas tersebut tentu akan mendapat penolakan masyarakat. Untuk itu perlu adanya dukungan terhadap upaya-upaya yang mengarah pada pelestarian budaya bangsa.

3.   Pemberdayaan organisasi kepemudaan
Generasi muda memiliki potensi berupa daya serap yang tinggi dan sarat akan kritikan. Generasi muda memiliki kepentingan yang sangat besar dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Generasi mudalah yang paling menentukan kehidupan suatu bangsa, pada hari ini dan hari esok.

L.    Cara Mempertahankan Kebudayaan Indonesia

 Nilai kebudayaan yang menjadi karakteristik bangsa Indonesia, sperti gotong royong, silahturahmi, ramah tamah dalam  masyarakat menjadi keistimewaan dasar yang dapat menjadikan individu-individu masyarakat Indonesia untuk mencintai dan melestarikan kebudayaan bangsa sendiri.Tapi karakteristik masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan sopan santun kini mulai pudar sejak masuknya budaya asing ke Indonesia yang tidak bisa diseleksi dengan baik oleh masyarakat Indonesia.

Maka, dalam hal ini pemerintah memiliki peranan penting untuk mempertahankan nilai-nilai kebudayaan Indonesia dalam kehidupan masyarakatnya karena nilai-nilai kebudayaan dari leluluhur merupakan filosofi hidup pada tiap daerahnya meskipun tanpa bantuan teknologi. Nilai-nilai budaya tersebut bukan berarti mengharuskan kita untuk bersikap tertutup terhadap budaya asing, namun nilai dan makna filosofi kebudayaan Indonesia harus dijadikan sebagai sumber inspirasi dan kreatifitas.Berikut ini adalah beberapa cara mempertahankan kebudayaan Indonesia agar tidak terpengaruh oleh kebudayaan asing yang bersifat negatif :
a.   Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk  dan kebudayaan dalam negeri.
b.   Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
c.   Selektif terhadap kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia.
d.   Memperkuat dan mempertahankan jatidiri bangsa agar tidak luntur.
Dengan begitu masayarakat dapat bertindak bijaksana dalam menentukan sikap agar jatidiri serta kepribadian bangsa tidak luntur karena adanya budaya asing yang masuk ke Indonesia khususnya.

M. Peran mahasiswa dalam kebudayaan

Kita sebagai seorang siswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya luar. mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan.

Pembentukan kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui  jalur ekstrakulikuler. Jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah. Selain itu mahasiswa juga bisa memanfaatkan fasilitas internet seperti Facebook, Twitter, Plurk, My space atau Blog untuk mengenalkan budaya kita kepada dunia luar.


BAB III

PENUTUP

 

A.  Simpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Globalisasi merupakan suatu gejala wajar yang pasti akan di alami oleh setiap bangsa di dunia, baik pada masyarakat yang maju, masyarakat berkembang, masyarakat transisi, maupun masyarakat yang masih rendah taraf hidupnya. Dalam era global, suatu masyarakat atau negara tidak mungkin dapat mengisolasi diri terhadap globalisasi. Jika suatu masyarakat atau negara menisolasidiri dari globalisasi maka masyarakat atau negara tersebut akan terlindas oleh jaman dan dapat dikatakan masyarakat atau negara tersebut terjeratpada era keterbelakangan dan kebodohan.

Dampak globalisasi sendiri ada yang positif dan ada yang negatif. Salah satu contoh dampak globalisasi positif jika Dilihat dari globalisasi di bidang sosial adalah para generasi muda mampu mendapatkan sarana-sarana yang memungkinkan mereka memperoleh informasi dan berhubungan dengan lebih efisien dengan jangkauan yang lebih luas. Adapun dampak negatifnya adalah bahwa generasi muda yang tidak siap akan adanya informasi dengan sumber daya yang rendah hanya akan meniru hal-hal yang tidak baik seperti adanya bentuk-bentuk kekerasan, tawuran, melukis di tembok-tembok, dan lain-lain.

B.  Saran

Sebagai generasi yang pandai, harusnya kita mampu dan siap untuk menghadapi pengaruh globalisasi. Pengaruh negatif atau positif itu tergantung individu yang mengartikan sendiri. Sebagai pribadi yang unggul dan cerdas pasti akan tahu apa yang akan dilakukan dengan memanfaatkan globalisasi ini.  Karena banyak juga yang di dapat dari globalisasi jika kita mampu memanfaatkannya dengan baik,  hasil yang kita dapatkan akan baik juga. Begitupun sebaliknya, jika kita memanfaatkan dengan tidak baik, hasil yang di dapat juga tidak akan baik.

 Apapun boleh kita manfaatkan selama berpengaruh baik terhadap diri kita, orang lain, bangsa, dan tentunya juga Negara. Apalagi untuk memajukan budaya bangsa, itu merupakan suatu tindakan yang mulia dan sangat berjasa untuk sebuah negara.

 

 



 


DAFTAR PUSTAKA


Setia Putri, Larasati. 2012. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia. http://www.gunadarma.ac.id/. Akses Januari 2014
Sagita, Risma. 2012. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Budaya Indonesia. http://sosbud.kompasiana.com/. Akses Januari 2014
Uzie, Andri. 2012. Pengaruh Dampak Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia. http://www.wikimu.com/Akses Januari 2014
Anhar, Faizal. 2010. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Indonesia. http://www.scrib.com/. Akses Januari 2014




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar