Yang pernah Lihat ini

Kamis, 30 Oktober 2014

Ayah Pahlawanku


Ayah Adalah Pahlawanku
Karya : Krisna Ristanti XIIAP1


            Begitu aku memanggilnya dengan sebutan ayah. Semua orang pasti punya tokoh kebanggaannya sendiri. Begitu juga aku. Aku juga punya tokoh kebanggaan dalam hidupku. Dan tokoh itu adalah Ayahku sendiri. Mungkin kalian tidak mengenal ayahku, tapi aku sangat mengenalnya. Mugkin bagi kalian ayahku tidak berarti, tapi bagiku ayahku sangat berarti.
            Siapa yang tidak kenal seorang ayah? ia yang slama ini slalu berkorban untuk kita. Ia yang selama ini bekerja untuk kita. Dan Ia yang selama ini merawat kita. Bukan hanya Ibu yang rela berkorban untuk kita. Tetapi ayah juga. Tapi mereka tidak pernah sadar. Hanya Ibu, ibu dan selalu Ibu yang selalu dianggap berjasa bagi kehidupan.
            Ayah selalu berusaha membahagiakan seluruh isi rumahnya, meskipun itu hanya sebuah nasi bungkus hangat ketika pulang dari kerja. Membawa makanan pulang tanpa berfikir akan kecewa kalau orang-orang yang ada di rumahnya sudah makan. Bahkan terkadang makanan yang dibawanya harus habis tanpa harus dirinya ikut merasakannya juga.
            Seringkali memang sosok ayah sangat disegani bahkan ditakuti, baik istri maupun anaknya. Namun, bukan berarti bahwa disegani harus dipuja melebihi pemujaan kita terhadap Tuhan. Segan dan takut pada sosok ayahpun tidaklah harus berlebihan sebab akan merenggangkan keharmonisan hubungan cinta dan kasih dalam keluarga.
            Saat ibu mengandung ayahlah yang menemani ibu. Saat ibu lelah, ayahlah yang menyelesaikan pekerjaan ibu. Saat Sembilan bulan berlalu dan tiba saatnya ibu melahirkan buah hatinya, ayahlah yang kesana kemari mencari rupiah untuk biaya persalinan. Saat ibu hanya bisa terbaring lelah, ayahlah yang menyelesaikan pekerjaan ibu. Susah payah ayah mencari pekerjaan yang menghasilkan rupiah tinggi. Susah payah ayah mencari pinjaman uang saat ayah tidak punya uang.
            Ayah. ia yang selalu mencari nafkah untuk keluarganya. ia yang rela bekerja dari pagi hingga larut malam. Apakah Ibu juga begitu? Aku rasa tidak. Walaupun ada ibu yang rela melakukan itu. Karena itulah kewajiban seorang ayah.  ia tidak pernah memandang apapun pekerjaannya asalkan itu halal. ia tidak pernah memandang berapapun rupiah yang dihasilkan asalkan itu halal. Dan ia tidak pernah memandang seberapa berat pekerjaan itu asalkan mampu menghasilkan rupiah.

Bagiku, ayah pantas disebut pahlawan. Pahlawan tak mesti bersenjata dan bertubuh kekar. Pahlawan adalah sosok yang mampu mengalahkan apa saja yang akan menghancurkan. Tanpa senjata, ayah juga pahlawan. Pahlawan bagi istri dan anak-anaknya. Dan juga untuk semua keluarganya. Semua jawaban terjawab hanya dengan kata “Ayah”. Ya, semua memang ayah. Ayahku adalah pahlawan untukku.

Ayah,
Tubuhmu tak lagi kekar,
Tubuhmu tak lagi gagah,
Namun semangatmu tetaplah ada

Saat fajar menyingsing
Saat matahari mulai menampakkan diri,
Kamu sibuk bekerja
Tak pernah kamu keluhkan betapa beratnya
Mendapatkan sesuap nasi
Yang ku tahu hanya betapa mudahnya aku memakan nasi

Keringatmu kucuran embun surga firdaus
Kamu pahlawan pembawa jasa
Kau pembawa jasa surga dalam hidupku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar