Ayah
Adalah Pahlawanku
Karya
: Krisna Ristanti XIIAP1
Begitu
aku memanggilnya dengan sebutan ayah. Semua orang pasti punya tokoh
kebanggaannya sendiri. Begitu juga aku. Aku juga punya tokoh kebanggaan dalam
hidupku. Dan tokoh itu adalah Ayahku sendiri. Mungkin kalian tidak mengenal
ayahku, tapi aku sangat mengenalnya. Mugkin bagi kalian ayahku tidak berarti,
tapi bagiku ayahku sangat berarti.
Siapa yang tidak kenal seorang ayah?
ia yang slama ini slalu berkorban untuk kita. Ia yang selama ini bekerja untuk
kita. Dan Ia yang selama ini merawat kita. Bukan hanya Ibu yang rela berkorban
untuk kita. Tetapi ayah juga. Tapi mereka tidak pernah sadar. Hanya Ibu, ibu
dan selalu Ibu yang selalu dianggap berjasa bagi kehidupan.
Ayah selalu berusaha membahagiakan seluruh isi rumahnya,
meskipun itu hanya sebuah nasi bungkus hangat ketika pulang dari kerja. Membawa
makanan pulang tanpa berfikir akan kecewa kalau orang-orang yang ada di
rumahnya sudah makan. Bahkan terkadang makanan yang dibawanya harus habis tanpa
harus dirinya ikut merasakannya juga.
Seringkali memang sosok ayah sangat disegani bahkan
ditakuti, baik istri maupun anaknya. Namun, bukan berarti bahwa disegani harus
dipuja melebihi pemujaan kita terhadap Tuhan. Segan dan takut pada sosok
ayahpun tidaklah harus berlebihan sebab akan merenggangkan keharmonisan
hubungan cinta dan kasih dalam keluarga.
Saat ibu mengandung ayahlah yang
menemani ibu. Saat ibu lelah, ayahlah yang menyelesaikan pekerjaan ibu. Saat
Sembilan bulan berlalu dan tiba saatnya ibu melahirkan buah hatinya, ayahlah
yang kesana kemari mencari rupiah untuk biaya persalinan. Saat ibu hanya bisa
terbaring lelah, ayahlah yang menyelesaikan pekerjaan ibu. Susah payah ayah
mencari pekerjaan yang menghasilkan rupiah tinggi. Susah payah ayah mencari
pinjaman uang saat ayah tidak punya uang.
Ayah. ia yang selalu mencari nafkah
untuk keluarganya. ia yang rela bekerja dari pagi hingga larut malam. Apakah
Ibu juga begitu? Aku rasa tidak. Walaupun ada ibu yang rela melakukan itu. Karena
itulah kewajiban seorang ayah. ia tidak
pernah memandang apapun pekerjaannya asalkan itu halal. ia tidak pernah
memandang berapapun rupiah yang dihasilkan asalkan itu halal. Dan ia tidak
pernah memandang seberapa berat pekerjaan itu asalkan mampu menghasilkan
rupiah.
Bagiku,
ayah pantas disebut pahlawan. Pahlawan tak mesti bersenjata dan bertubuh kekar.
Pahlawan adalah sosok yang mampu mengalahkan apa saja yang akan menghancurkan.
Tanpa senjata, ayah juga pahlawan. Pahlawan bagi istri dan anak-anaknya. Dan
juga untuk semua keluarganya. Semua jawaban terjawab hanya dengan
kata “Ayah”. Ya, semua memang ayah. Ayahku adalah pahlawan untukku.
Ayah,
Tubuhmu
tak lagi kekar,
Tubuhmu
tak lagi gagah,
Namun
semangatmu tetaplah ada
Saat
fajar menyingsing
Saat
matahari mulai menampakkan diri,
Kamu
sibuk bekerja
Tak pernah kamu keluhkan betapa beratnya
Mendapatkan sesuap nasi
Yang ku tahu hanya betapa mudahnya aku memakan nasi
Mendapatkan sesuap nasi
Yang ku tahu hanya betapa mudahnya aku memakan nasi
Keringatmu kucuran embun surga firdaus
Kamu pahlawan pembawa jasa
Kau pembawa jasa surga dalam hidupku
Kamu pahlawan pembawa jasa
Kau pembawa jasa surga dalam hidupku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar